Filsuf Kenamaan |
Saya selalu berusaha mencari alasan logis dibalik semua langkah yang saya ambil, baik itu segi efesiensi, atau memang untuk kesehatan mental saya. Tentu ini subjektif, tapi lagi-lagi masuk akal. Ini masalah argumentasi, masalah anda memertahankan prinsip, dan saya rasa saya bisa menjelaskan alasan dibalik tiap-tiap pilihan hidup saya dengan logis.
Memakai baju itu-itu saja misalnya, ini bukan perkara saya malas, ini masalah efektifitas waktu. Di mata awam, efektifitas dan kemalasan beda tipis memang – pongah sekali saya! – bisa saja mereka bilang saya malas mandi, atau memang malas segala-galanya. Nah sekarang coba bayangkan anda-anda yang sering hanya karena baju anda kurang sreg, nah bayangkan saya yang punya zona nyaman masalah pakaian, otak dan waktu saya bisa dipakai untuk hal lain. Masalah hal lain itu tidur, itu beda masalah, tapi misalnya tiba-tiba saya harus kemana gitu atau melakukan apa gitu, saya tahu baju saya layak – pilihan baju saya aman banget lah – dan otak saya belum terlalu lelah karena ga disibukan dengan kekhawatiran kalau baju saya kurang sreg.
Masalah tidak merokok misalnya, puluhan riset menyatakan rokok itu sumber penyakit, ganja itu jauh lebih aman daripada merokok, titik. Saya tidak harus melakukan silat mental demi justifikasi merokok, mulai dari umur siapa yang tahu, sampai “katanya kalau tidak merokok bisa beli mobl, mana?”. oh saya suka makan indomie? Saya tahu itu nggak sehat, ga usah di omongin lagi, saya tidak berusaha mencari pembenaran.
“nik hobi banget makan indomie lo”
“iya nih”
“ga sehat tau”
“iya emang”
Tuh, mudah kan? Seandainya mereka yang merokok menyerah dan mengakui kalau iya, rokok itu tidak sehat, tapi saya terlalu lemah mental untuk menolaknya, saya akan hepi-hepi saja. Lagian indomie itu jelas bikin kenyang, ga makan indomie seminggu juga kuat saya.
Ingat ini masalah argumentasi, masalah justifikasi, bisa nggak orang lain mencari alasan logis dibalik perbuatan mereka? Mostly ya ga bisa.
Kesel ga baca tulisan saya? Pongah banget ya saya? Itu pemikiran saya kelas 3 SMA.
Tahu yang merubah pola pikir saya siapa? Dr. Amadeus Arkham, dari komik Arkham Asylum, a serious house in serious earth. Waktu ibu mas Amadeus makan kecoa, dia bilang something along the line, “she do things that make sense to her”
Itu masalah manusia lain, “make sense” itu nggak universal, kita semua bersilat mental – saya termasuk – apa yang masuk akal buat saya, seperti misalnya tidak perlu ganti handphone sebelum rusak, belum tentu masuk akal buat orang lain, dan sebaliknya.
Faktanya, common sense is not that common.
Faktanya, a person, is smart, people, are stupid.
Faktanya, saya lagi pengin marah-marah.
Ini masalah bikin susah. Saya tahu saya bukan orang yang enak diajak ngobrol waktu pertama kali ketemu, saya tahu saya ini egois mampus, saya tahu saya pragmatis, tapi saya selalu berusaha untuk selalu considerate sama orang, ngga nyusahin orang.
Main kerumah orang jam 11 malem tanpa ngabarin dulu trus jam 1 malem minta anterin itu nyusahin.
Ngajak temen yang kita ga kenal tanpa izin itu nyusahin.
Nitip kentang goreng jam 11 malem itu nyusahin.
Saya pengen jadi orang baik, sumpah, tapi resikonya adalah akan selalu ada orang-orang yang kayak tai gini manfaatin.
Ini justifikasi saya kenapa saya tidak terlalu tertarik bersosialisasi, because people rarely impress me.
Hell the last person who impressed me because she’s nice, it turns out she’s not smart. Is there any way people could be smart, and kind. Could people be smart and kind? Because kindness depends on its user – weapon kali user – to be somehow naive, to believe that people are nice.
I’m not nice, i’m not going to go out of my way to please people. If people ask for my help, yes i’ll help, but i won’t try to be more than considerate.
Consideration is the least i could give to other people.
If you read my post, you’ll think of me as a snobbish sons of beaches. But if you know me, you’ll know that i’m one of the most considerate people out there. I hold door for other people, i let people pass me on highway, hell i let people pass me on supermarket queue if they only have 1-2 goods to pay.
Heck, if you know me without reading my blog, you’ll probably think i’m the most, humblest, guy in the world. I’m humblebraging there.