Selasa, 28 April 2015

reddit, ladies and gents

reddit is one of the most civil, troll free online society.

tadi keliling r/indonesia dan menemukan sebuah rant anak SMA yang memang SMA banget, and that makes me realize how far I've come from that mindset, that if-i-don't-like-it-won't-do-it mindset.

kalau kamu bisa hidup dengan hanya jadi pemusik, pelukis atau aktor, you are one lucky son of a bitch, seriously. untuk bisa sampai ke tahap menjadikan "hobi" kamu jadi satu-satunya pemasukan itu kamu sangat beruntung, or i must say, brave.

ketika kamu memilih untuk bekerja di dunia seni, kamu berarti harus membuang gaya hidup orang kebanyakan. kamu ga akan bisa kerja jam 9 pagi sampai jam 5 sore, makan siang 100rb di mall terdekat, dan menghabiskan weekend di mall lainnya.

ketika kamu memilih untuk honing your shit, hanya itu yang kamu bisa lakukan, karena memang more often than not, ga ada duitnya.

bayangkan seorang pengrajin tanah liat, ketika kamu memutuskan menjadikan kerajinan tanah liat itu sebagai jalan hidup kamu, ya kamu harus bisa menelan segala konsekuensinya, mulai dari shitty social live sampai kesulitan finansial.

you gave up your life so you could live.

and honestly, i do not know if i am that brave.

Rabu, 15 April 2015

-_-



sekarang saya lagi nonton tv series daredevil. meskipun ga sekarang sih, sekarang saya lagi nulis di blog ini, dan series ini juga ga bisa dibilang tv series, kan ga di tv, di streaming service, series? yes. tv series? no.

saya nonton series ini dalam 2 sesi, 6-7 eps, karena harus nunggu donlot lumayan lama, jadi yang 7 terakhir ditinggal tidur dulu. saya nonton ndak pake subtitle, menurut saya ini hal lumrah, bahasa inggris harusnya sudah jadi hal yang lumrah buat generasi saya.

tapi kemudian saya yang ndak suka ngepost dikaskus ini, kepikiran liat thread daredevil di kaskus, then it hits me, ga semua orang bisa nonton tv series bahasa inggris tanpa teks + HD dengan dolby digital audio.

sebagian besar kaskuser, yang menurut gw adalah sample yang cukup untuk menggambarkan Indonesia, harus nunggu subtitle bahasa Indonesia supaya bisa lanjut nonton. sebagian besar dari mereka download file 150mb perepisode karena speed internet dan kuota mereka terbatas.

sedangkan saya per-episodenya 720P murni, 1,6-2GB per file nya.

jadi ya, ga bisa disalahin juga mereka yang jago bahasa Inggris jadi terkesan snobbish, disini mereka spesimen langka, lulusan Hukum UI saja belum tentu bahasa inggrisnya bagus kalau kerjaannya tidak berkutat dengan bahasa inggris.

Sabtu, 11 April 2015

FUCK YOU ALLLLLLLLLLLLLLLLLLLLLL

finally

after 1 gap year and 5 fucking years of college, i fucking made it.

i finished my 146 credits, in 5 fucking years.

5 tahun.

6 tahun sejak lulus SMA.

kalau waktu saya lulus SMA itu ada yang lulus SD, besok saya wisuda di bulan November, dia masuk tahun pertama kuliahnya.

se lama itu saya kuliah.

apa ruginya kuliah 6 tahun? banyak.

saya ketinggalan 2,5 tahun sama angkatan SMA saya yang lulus 3,5 tahun, dan 1,5 tahun sama angkatan sendiri.

beberapa teman saya sudah gonta ganti pekerjaan dan menikmati pendapatan 8 digit Rupiah, 4 digit US Dollar.

iya, separah itu.

but that won't change the way i live my fucking life.

because people try to live their life as if they live forever, all of them die in the attempt.

so yeah, congratulations to me, and i'm buying myself another optimus prime for this shit.

beautiful

melihat ke salah satu post saya soal kuliah 3 tahun lalu, dimana saya berjanji akan fokus kuliah sampai selesai, and i actually do it, feels great.

form wise, since that post, i only got 1 C, lots of Bs and few As.

i don't know man, considering my pessimistic view on life, especially on college - where people pay you, yet you're the one who makes all the decision, education is some good shit - to think that i finally finish this, without actually trying, this is good, i'll probably get 3.0 GPA and works at some shite jobs so i could write and have time to read some books i want to read since god knows when. fuck my lack of multitasking ability. 

i'm not saying the fight is over, it's far from over, but i'm going to enjoy tonight with some feast, indomie rebus triple feat. hydrococo and tango biscuits for dessert, this is some good shit.

ps: i'm going to do some random transjakarta adventure, midweek, where most of you works as a slave to capitalism, and here i am, enjoying Jakarta.




Rabu, 08 April 2015

tet tereret

kalau kata makbabeh saya, saya ini pemalas.

padahal saya bukannya pemalas, cuma kan ada SDM dirumah - aka si embak - kenapa saya harus ikut ribet, kan itu job desc si embak, toh kalo lebaran - atau kapanpun si mbak cuti - saya juga ikut mbersihin rumah.

teman-teman saya ndak ada yang tahu kalo saya bisa ganti ban mobil sendiri, cuma karena saya ndak pernah ganti ban mobil di depan mereka.

saya sebenarnya yakin mereka ndak tahu kalau saya suka nulis, wong mereka ndak saya kasih tau blog hina dina ini.

saya sih nrimo punya citra begini.

imej saya ini, saya ndak bisa diandelin, ya bagus, ndak ada yang ngandelin saya, saya punya lebih banyak waktu buat saya sendiri.

mereka juga ndak ada yang tahu kalo saya pernah ngelerai dua orang gontok2an ditengah tol dalem kota, wong saya ndak pernah cerita. saya suka ngomongin orang, tapi ndak suka ngomongin diri sendiri.

panel kedua = bayangan saya soal saya waktu ngelerai bapak2 gelut di tol.


"gue tuh orangnya *sifat*" itu kalimat paling snobbish dan smug yang bisa orang omongin, di depan umum.

tapi makbabeh selalu bilang, kalo udah maunya, saya ndak bisa di setop.

kayak saya keliling torrentz.eu nyobain satu2 link yg bisa buat transformers prime season 3.

akhirnya mak.


ya saya ngerti ini justifikasi saya untuk hidup malas, dan saya ndak bisa ngitung lagi berapa kali bapak saya ngomong, "IQ kamu tuh 130, kok ga dipake sih"

yang bapak saya ndak tahu, saya make IQ saya untuk mencari cara untuk nggak ngapa2in, tapi ttp dapet penghasilan.

meskipun saya tahu, IQ sudah ndak dianggap lagi sama praktisi psikolog di barat sana.

ini mungkin post saya paling snobbish di blog ini, tapi bodo amat lah, saya lagi pengen ranting malam ini.

masalah orang kebanyakan adalah penghargaan atas effort. mengutip Hikigaya Hachiman.

"Hardwork betrays none, but dreams betray many. Working hard alone doesn't assure you that you'll achieve your dreams. Actually, there are more cases where you don't. Even so, working hard at something is some consolation at least."
Hachiman.

faktanya, dunia ini results oriented, itu sebabnya pegawai puluhan tahun dipecat begitu ada teknologi yang bisa menggantikannya.

mau tau kapan momen tersedih saya selama kuliah di UPH? waktu semua post parkir diganti mesin.

anggep aja ada 10 post masuk, masing2 yang jaga 2 orang, berarti ada 20 orang yang dipecat.

it's a leap of logic, tapi tetep saja, it's possible.

lucunya, masalah "kelihatan ga bisa tapi pas darurat bisa" saya ini, sudah kelihatan dari umur 4 tahun.

kalo di tanya sama tante dan paman, suruh masukin balok sesuai bentuk, saya ndak mau, karena saya lagi nonton, begitu ndak ada yang liat, saya masukin semuanya.

tapi emak saya tepat soal saya tentang satu hal, mungkin saya ini hardcore non-comformist.

orang lain rapih? saya berantakan. orang lain berlomba2 cari pasangan, saya survive sendirian. mereka cari gaji sebesar2nya? saya cari gaji secukupnya. seolah-olah tujuan hidup saya adalah menjadi anti-thesis dari masyarakat kebanyakan.

mungkin jadi devil's advocat ada hubungannya dengan hadiah yang lebih besar, kalau nantinya saya menang.

misalnya teman saya ribut, trus curhat ke saya, mulai pengen putus. ya saya kasih alasan logis buat putus, alasan logis buat ga putus, plus promosi indahnya singledom. karena kalaupun saya salah, ya selamat, hubungan kalian bertahan, tapi kalau saya benar, saya bisa dengan pongahnya bilang ke dia, "told you fucking so"

saya sebenarnya bingung dengan anggapan kalau saya sendiri karena saya takut sakit hati, lah bukannya kalian takut sendiri karena takut kesepian? sama saja kan? two sides of the same coin. bedanya saya mengembrace kesendirian, kalian mengembrace sakit hati rutin.

saya sebenarnya menunggu orang ndak give a shit lagi sama saya, sepertinya sangat memerdekakan.