Jumat, 20 Februari 2015

ulang tahun

birthday is a sad, sad thing.

ulang tahun itu absurd, ulang tahun, dilihat dari sudut pandang manapun, harusnya lebih banyak buruknya.

anda semakin dekat dengan kematian

kalau anda orang yang gagal, ulang tahun hanya mengingatkan betapa gagalnya anda.
bayangkan seorang pria 30 tahun yang hidup tanpa tujuan, ketika teman-temannya sudah menikah dan seolah-olah punya tujuan.

namun tetap saja di hari ulang tahun, orang ingin diingat, ingin diperlakukan spesial, untuk hari itu saja.

namun, bukan karena seseorang makin dewasa seiring bertambahnya usia, harusnya ulang tahun dirayakan sebagai peringatan, kalau kita belum mati, kalau saya belum mati.

sebagai pengingat, kalau kita semakin dekat dengan mati, saya semakin dekat dengan mati.

maka rayakanlah, selagi bisa.

sebagai peringatan, bahwa ditengah dunia yang kepalang bajingan ini, kita bertahan, kita tidak bunuh diri.

saya bertahan.

saya tidak bunuh diri.

selamat ulang tahun, untuk saya, dari saya,

ps. post ini ada di draft dari tanggal 19 november 2014, ulang tahun saya

opa charles

mau mengutip opa charles bukowski, tentang kesepian.

“I've never been lonely. I've been in a room -- I've felt suicidal. 

I've been depressed. 

I've felt awful -- awful beyond all -- but I never felt that one other person could enter that room and cure what was bothering me...or that any number of people could enter that room. 

In other words, loneliness is something I've never been bothered with because I've always had this terrible itch for solitude. 

It's being at a party, or at a stadium full of people cheering for something, that I might feel loneliness. 

I'll quote Ibsen, "The strongest men are the most alone." 

I've never thought, "Well, some beautiful blonde will come in here and give me a fuck-job, rub my balls, and I'll feel good." 

No, that won't help. 

You know the typical crowd, "Wow, it's Friday night, what are you going to do? Just sit there?" 

Well, yeah. Because there's nothing out there. It's stupidity. Stupid people mingling with stupid people. Let them stupidify themselves. 

I've never been bothered with the need to rush out into the night.

I hid in bars, because I didn't want to hide in factories. 

That's all. 

Sorry for all the millions, but I've never been lonely. 

I like myself.

I'm the best form of entertainment I have. 

Let's drink more wine!” 
Charles Bukowski

yha.

saya paling tidak suka sama orang yang hidupnya blindly optimistic, semacam mereka yang follow akun GNFI.

karena, seperti namanya, optimisme mereka tidak berdasar, tidak ada bukti empiris bahwa hidup mereka akan lebih baik kedepannya, tapi mereka akan ngepost quote-quote vague yang bikin orang di Zambia sana tersenyum simpul.

"everything is gonna be alright"

tentu saja semuanya akan baik-baik saja, wong situ ngepost quote itu pake hape 10jutaan anda, sembari naik mobil 300juta, pake baju t shirt yang sehelainya 300ribu, sambil nyeruput starbucks, ditambah kesadaran kalau bulan depan gaji akan masuk - entah saku berlebih dari orang tua anda, atau memang karena gaji anda besar.

dan memang faktanya, mereka yang hobi ngepost beginian adalah kelas menengah-menengah atas, saya ga pernah liat mereka yang emang hidupnya keras ngepost beginian, nggak, karena mereka tahu semua ga "akan baik-baik saja".

alasan mereka-mereka ini, para kaum optimistik ini bikin saya naik pitam, adalah mereka seolah tutup mata sama keburukan dunia, seolah semuanya baik-baik saja.

nggak, mb, mz, di dunia ini, semua ga baik-baik aja.

ada orang yang bingung bayar biaya rumah sakit anaknya.

ada orang yang diperkosa, detik ini, kapanpun anda baca post ini.

ada yang gatau besok masih bisa makan atau tidak.

buat mereka, cuma nasib - yang sebenarnya konsep buatan manusia untuk menjelaskan indifferent-nya hidup - yang bisa bantu, kutipan indah anda, bahwa "semua ada tujuannya" ga masuk akal buat mereka.

apa tujuannya mereka dibikin kelaparan? "tuhan tidak akan menguji melebihi kemampuan umatnya"?

lantas kalau dia mati kelaparan? itu apa? manusia itu snapped out trus mati kelaparan?

bullshit.

post sosial media anda cuma bikin saya - dan mereka yang benar-benar sedang berjuang - mual.

eskapisme terbaik hidup adalah komedi, karena komedi tidak berusaha menutupi keburukan dunia, komedi menerima bahwa dunia itu brengsek, tapi tetap berusaha mencari sisi lucu dari azab separah apapun.

saya bukannya meng-encourage orang-orang untuk jadi sepundung saya, nggak, tapi ya mbok optimismenya harus berdasar, kalaupun tidak berdasar, ya in moderation lah, ga tiap hari in your face orang-orang.

buat mereka yang beneran lagi berjuang untuk hidup, attitude happy go lucky kalian itu sangat memuakan.

kedua, alasan kedua saya benci mereka yang optimis, kelewat optimis, adalah mereka sangat-sangat menggurui.

"kamu tuh negatif banget sih?"

"pasti maksudnya baik kok"

argh just shut the fuck up.

alasan kenapa saya - dan para kaum pundung lainnya -  seperti ini adalah karena kami sudah berdamai dengan kenyataan, kami sudah menerima dengan lapang dada kalau dunia ini memang seperti ini, setiap hari akan ada yang kelaparan, akan ada yang sedang sekarat, ada yang sedang patah hati, ada yang ditinggal mati, dan kami sadar kami bukan siapa-siapa yang punya kekuatan untuk merubah semuanya, yang bisa kami lakukan adalah menolong yang ada di jangkauan kami, titik,

bukannya kami benci orang yang bahagia, kami benci orang yang bahagianya dibuat-buat, tidak berdasar.

cinta kamu diterima? good for you, tapi jangan setelah itu kamu ngepost foto berdua dengan kutipan "of all 7 billion people, i chose you"

pertama, 7 billion itu laki-cewe, gay-straight. melupakan faktor gay-straight, probabiliti kamu ketemu laki/cewe lu itu 1/3,5 milliar orang.

kedua, ga usah sok romantis, memangnya kamu sudah buka audisi pacar buat 3,5milliar orang? dari 3,5milliar orang, paling cuma berapa yang masuk range usia kamu, agama kamu, tipe muka kamu dan pada akhirnya ketemu.

at best, 1/1M, itu masih diseluruh dunia, situ kan dapet pacar disini-sini juga, mau ngetes satu indo juga nggak kan, wong saya aja ga ngedeketin kamu, realistically, pacar pilihan kamu itu hasil seleksi dari 5 orang yang ngedeketin kamu di saat bersamaan.

tapi kalau kamu bahagia sama pacar kamu, ya silahkan, silahkan ngewe 5 kali sehari setiap abis makan + brunch + snack time.

tapi kemudian jangan mengasihani kami yang sendiri, entah itu emang nasib atau karena pilihan hidup, jangan membuat seolah bahwa fakta kalau anda punya pacar - yang jujur saja, anda juga ga yakin bisa sampai pelaminan apa nggak - membuat status anda jadi di atas mereka yang memilih sendiri.

kenapa begitu? karena tidak ada yang tahu kenapa orang tersebut memilih untuk sendiri, dan melabel mereka yang sendiri sebagi anti-sosial, atau yang lebih parah, anti-komitmen, adalah tindakan patronizing kelewatan, rasanya saya mau memutus hubungan pertemanan sama yang ngomong.

kalo saya bilang ke situ "lo pacaran karena takut sendirian?" apa nggak kurang ajar, pasti anda akan mencak-mencak dan memberikan alasan klise tentang indahnya cinta, karena jujur saja lah, alasan orang pacaran dan orang yang milih sendiri itu udah basi, ga ada guna nya lagi berdebat, basi, ga penting, buang-buang tenaga.

itu loh, itu masalah mereka yang optimis, mereka mau merubah yang negatif - bah, realist - menjadi seperti mereka, lah kami ini ga ada usaha sedikit pun untuk merubah kalian the optimist, teh young indonesian leaders, untuk jadi pundung seperti saya dan yang lainnya, saya cuma annoyed, dan kalau diminta pendapat, kami akan berikan pendapat dari sudut pandang terburuk, tapi kami tidak serta merta masuk ke ruang pribadi kayak maskot kool-aid kemudian menceramahi orang lain, yang sebenarnya tidak ada masalah.

orang optimis itu 11-12 sama papa-mama religius yang hobinya nonton mario teguh.

sama-sama nggateli, ganggu, ga logis, maenan semantik dan penuh fallacy.

kalaupun tiba-tiba kaum pesimis yang negatif ini demonstrasi di depan DPR, yang kami minta cuma satu, ga usah nutupi kenyataan, akui saja kalau teman dekat anda brengsek yang nasehatin kalian soal percintaan sambil sms selingkuhannya, akui saja kalau keluarga kalian dysfunctional to a certain degree, akui saja kalau kalian tidak sebaik itu, maka dunia akan jauh lebih otentik.

lebih baik? mungkin tidak, tapi jika kita semua melihat dunia as it is, semuanya akan jadi lebih jelas.

shithousery 2014 review

hari ini tanggal 31 Desember, hari terakhir 2014, dan pasti kepikiran what happened this year.

targetless me started this year just like any previous new years eve, sleeping after playing games till morning, with cousins and so on and so forth.

satu hal yang jadi target adalah saya harus lulus Desember ini, dan target ini tercapai.

selain target lulus, this universe's indifferent attitude towards us all continue to surprise me.

cabut dari kosan selama 3 tahun karena semester terakhir cuma ambil 3 kelas termasuk skripsi, ditambah teman sekosan banyak yang sudah lulus, implikasinya semester ini saya berada diluar zona nyaman saya.

when people said "get out of your comfort zone", it really is true.

comfort zone itu ibarat kamar kita sendiri, bedanya di isi orang dan kebiasaan kita, keluar dari zona nyaman tidak harus tiba-tiba kita beli tiket dadakan ke gili trawangan lalu traveling sendirian, keluar dari zona nyaman itu sesederhana berusaha berbasa basi, ketika saya - anda sekalian - bukan tipe yang berbasa basi.

keluar zona nyaman bisa semudah mengatakan iya pada ajakan pergi teman anda, semudah mengiyakan ketika seorang teman yang kesulitan minta di temenin datengin kosan pacarnya buat minta maaf.

saya akui, berada di tempat ramai selama 6 jam lebih - starbucks, nonetheless  - memang melelahkan, dan semanis apapun dirimu nak, tidak ada yang bisa mengalahkan indahnya rebahan dikamar sambil dengerin lagu-lagu syahdu

in the latter half of this year alone, i got new friends, great friends, friends that actually are a lot like me.

i got birthday wishes from people i thought would never know my birthday.

saya dapet ucapan "goodluck sidang" dan "selamat ulang tahun" dari orang yang sampai sebulan sebelum sidang dan ulang tahun itu bukan siapa-siapa, cuma orang yang ada di instagram, path dan facebook saya cuma karena kita satu jurusan.

birthday man, this is maybe the worst birthday, economically, but this is the best in term of atmosphere, the people.

the little things, it is always the little things.

the smiles, the pointless talk while eating lunch, stupid jokes, the people.

and if you are lucky, that one special person.

what a year could do to you.

i know it's pointless to thank a year.

year is a concept, satuan waktu, it makes no different.

but i can help but being thankful, for everything.

the good and the bad.

the bad makes me a better person, hopefully.

and the good, do i need to say more?

happy new year, ladies and gentlemen

Kreisler-Rachmaninoff: Liebesleid

never, in my whole life, my whole 23 years of life, a piece of literature affects me so much.

this is the best interpretation of love i have ever see.

we, Indonesian - or people in general - often have this preconceived idea about love, and more often than not, it comes from Hollywood's perspective.

Hollywood's depiction of love is often unrealistic.

it's always about getting the one, when again, more often than not, what makes love is such a strong force, is about how it affects us, as a person, as a human.

love is never about competing with someone for someone, or doing stupid things in the name of love.

and love, is illogical.

Hollywood never told a story about tough love, it's always lovey dovey kind of love, it's always the honeymoon-phase, when more often than not, tough love is most common kind of love.

the best kind of love, is the one that inspire us to be better, not for them, but for ourselves, and their existence is the inspiration.

i must admit, for a self-proclaimed cynic, i am quite romantic.