Minggu, 23 November 2014

3 video youtube yang gatau gimana caranya saya bisa nemu dan akhirnya masuk tab favorites

saya dapet video ini dari imgur, aslinya dari gif, trus dikasih sourcenya, trus saya masukin tab favorites cuma karena hwayoung ini tipe saya banget

saya suka semua hal yang berhubungan dengan orang berak di celana.


setiap kali saya merasa ingin tidur seharian karena saya merasa insignificant sebagai mahluk hidup hasil kebetulan, saya nonton video ini dan kemudian saya kembali positif lagi, masih banyak hal di dunia yang belum saya jelajahi, akan sangat angkuh bagi saya untuk berkata "saya bosan"

Kamis, 13 November 2014

The Kindly Ones

“Have you ever been in love? Horrible isn't it? It makes you so vulnerable.
It opens your chest and it opens up your heart and it means that someone can get inside you and mess you up. 
You build up all these defenses, you build up a whole suit of armor, so that nothing can hurt you, then one stupid person, no different from any other stupid person, wanders into your stupid life...

You give them a piece of you.
They didn't ask for it. 
They did something dumb one day, like kiss you or smile at you, and then your life isn't your own anymore.

Love takes hostages. It gets inside you. It eats you out and leaves you crying in the darkness, so simple a phrase like 'maybe we should be just friends' turns into a glass splinter working its way into your heart. 

It hurts. 

Not just in the imagination. 

Not just in the mind. 
It's a soul-hurt, a real gets-inside-you-and-rips-you-apart pain.

I hate love.” 
― Neil Gaiman, The Sandman.

Minggu, 28 September 2014

anonim

salah satu kutipan favorit saya adalah, "Man is least himself when he talks in his own person. Give him a mask, and he will tell you the truth." Oleh Oscar Wilde.

salah satu interpretasi umum dari kutipan ini adalah jika seseorang diberikan topeng, maka ia akan berbicara yang sebenarnya, dengan kata lain, anonimitas. Namun, menurut saya pribadi, kutipan ini jauh lebih dalam dari sekedar bicara kebenaran, ini perihal jati diri.

jika seseorang diberikan topeng, ia belum tentu akan berbicara tentang kebenaran, tapi ia pasti akan menunjukan siapa dia sebenarnya, apakah dia seorang sinis? realis? atheis? gay? apapun, yang tidak bisa ia tunjukan di dunia nyata karena, mengutip ted mosby, ia memiliki bagasi, barang bawaan berupa status sosial, keluarga, bibit bebet dan bobot dia.

anonimitas menghilangkan tanggung jawab, tanyakan saja pada bruce wayne.

anonimitas adalah akibat dari eksekusi hak kebebasan berpendapat yang sebenarnya tidak bebas.

tidak bebas karena selain status sosial seseorang sebagai pribadi, juga karena manusia yang sangat menghakimi, bayangkan jika anda melihat sebuah post super bagus dari seorang anonim disebuah website tentang politik, tentu penilaian anda akan berbeda jika substansi yang sama disampaikan oleh orang yang tidak terampil berbicara di depan umum, atau disampaikan oleh seorang yang sangat menawan terampil dalam berbicara.

we all talk about freedom of speech and judging a book by its cover, faktanya, freedom of speech itu tidak sebebas itu, dan orang akan menilai anda dari penampilan anda.

I could go to a lady and woo her with my witty conversation, but no, that alone won't be enough

you could go to an interview and woo the interviewer with your skill and abilities, but nah, you're not good looking enough, if there are 2 person with exact same abilities, they will choose the better looking, trust me.

disini anonimitas menjadi sarana kemerdekaan, mereka yang anonim, bisa nulis apa saja di internet

internet : people's power

satu lagi majalah jadi korban internet.

kalo diingat, medio 2000an, internet belum menjadi hal yang lumrah di masyarakat, bahkan di masyarakat kelas menengah ke atas sekalipun, paling banter email, itupun saya merasa paling hebat satu sekolah waktu sudah punya email di usia 12 tahun.

pada masa pra-internet, sumber informasi yang terpercaya itu cuma dua, televisi dan majalah, yang artinya hanya orang yang kerja di televisi dan di majalah yang punya akses ke sumber primer, kita di sini cuma bisa nerimo aja informasi yang diberikan, entah itu hoax ga jelas ttg MSG, atau gossip artis luar, yang sebenarnya suka telat seminggu karena harus nunggu majalah selesai translate + majalah terbit.

semuanya berubah waktu negara api menyerang

i could get the information myself, hell, i could get the movie they're talking about without even leaving my bed.

the magazine i'm talking about is animonster, one of the earliest magazine about japanese pop culture.

finding an anime used to be hard, especially the currently running ones.

now, by a single click, i could get the new episodes just hours after it was released in japan, i even could get the entire season in 1 night sleep.

Don't be fooled by the cute princess, this anime is sick as fuck

that is a screenshot of 1 season of anime, collected in my laptop, which i got just hours after their Japanese tv release.

by the time faster internet arrives, i know, all those physical media is doomed.

of course, by world's standard, 16mbps is slow, downloading torrent at 1,5Megabyte per second is slow, but its a decent speed, 10 minutes for 500MB 1080p 25 minutes anime episode, 30 minutes for 2GB yify torrents, and 3 hours for full HD 1080p BlurayRip.

beautiful pile of shit, i actually enjoy this movie.
see all that info, 1080p, h.264 codec, 5.1 Dolby Digital audio, bluray disc source.

and know the internet has opened all the access, now its the job of the content creator - filmmaker, musician and such - to create better art.

do you know why i downloaded all these shits? two reasons
1. because i do not think they deserve my money.
2. i currently do not have the money, i'll buy it when i have enough disposable income.

the problem is, even without quality content, TF2 and TF3 for example, they still got their money.

Senin, 06 Januari 2014

marriage oh marriage

sudah lupa saya rasanya jatuh cinta, dan rasa-rasa lainnya, tapi yang paling utama ya jatuh cinta

tema paling hip dan paling in di kalangan anak muda tanggung, belom lengkap rasa nya kalau belum punya tambatan hati, selain sebagai tempat berbagi keluh kesah, tidak lupa digunakan sebagai sarana pencitraan, karena pacaran jaman sekarang belum lengkap kalau belum disiarkan ke seluruh dunia.

di generasi yang saya kira lebih maju, lebih logis dalam mengambil keputusan, ternyata tidak jauh berbeda dengan generasi kakek nenek dulu, pikirannya hanya menikah menikah dan menikah, sepertinya 50 tahun tidak cukup buat merubah pola pikir ketimuran ya.

di generasi yang saya kira suka melakukan perhitungan resiko secara matematis, ternyata sama saja dengan yang dulu, sama-sama suka go-show dalam hidup, sukur-sukur ada yang nyambung, lebih sukur-sukur lagi kalo yang nyambung bagus. saya tahu tahu hidup itu tidak pasti, tapi tidak ada salahnya menekan resiko.

lagian saya juga bingung dengan konsep pernikahan modern, kenapa sarana berkembang biak bisa ada hubungannya dengan pajak, kredit mobil dan kredit-kredit lainnya, karena menurut pemahaman saya, pernikahan itu hanya semacam "transaksi" antar si lelaki dan ayah si wanita, bahwa iya, anak anda sekarang berada di bawah tanggung jawab saya dan blah blah blah lainnya perihal nafkah, tanpa perjanjian pernikahan pun, dua orang yang sedang (terjebak ilusi) cinta pasti akan saling memberi, menjaga, bahkan mentoleransi kebodohan, berapa banyak contoh pasangan yang bertahan cuma karena takut kesepian.

apalagi nafkah biologis yang bisa tetap terlaksana tanpa cinta, boro-boro pernikahan.

seperti yang saya bilang di post sebelumnya entah kapan, pacaran, dan hubungan manusia pada umumnya itu transaksional, hubungan orang tua dan anak juga begitu.

mana ada di dunia ini orang tua yang 100% ikhlas memberi, minimal si orang tua mengharap hormat, dituruti perintahnya, minimal mengikuti peraturan di rumah.

hal tersebut juga terjadi di semua jenis hubungan, pernikahan termasuk, situ bisa ngasih apa, saya bisa ngasih apa, kalo cocok jalan, teken kontrak, ijab qabul, kalo tiba-tiba di tengah jalan ada yang dirasa kurang atau melanggar perjanjian awal, mari putus kontrak, sama saja kan seperti kontrak kerjasama antar dua perusahaan.

lagipula ada apa sih dengan menikah, kok seolah-olah manusia baru bisa sempurna kalo ada pasangannya, lalu bagaimana dengan orang yang dengan segala upaya nya untuk membaur, tetapi tetap tidak bisa berbaur, murni, sungguh, hanya karena dia berbeda.

terakhir, banyak yang menyarankan pacaran, cuma supaya punya pacar saja, lalu digunakan sebagai sarana latihan, kalau-kalau pasangan bermasalah, jadi terbiasa.

argumen saya: kenapa tidak dari sebelum berpasangan saja, dihitung presentase kecocokannya, semimpi-mimpinya saya punya pacar setipe velove vexia (Subhanallah terpujilah kamu kak velove), menurut statistik-statistikan saya, paling banter hanya 5% kecocokan saya dengan dia, dan semua ini berdasarkan data yang tersedia untuk umum (baca: socmed).

kecocokannya pun tidak harus 100%, karena di dunia ini tidak ada yang 100% persen, 65% saja sebenarnya sudah cukup, atau tergantung selera masing-masing, mau mentoleransi sampai mana, dan maaf saja, buat kalian-kalian yang berpacaran dengan harapan bisa merubah pasangan kalian, kecuali pasangan kalian kesambet geledek trus tiba-tiba dapet epiphany tentang makna hidup, ya good luck saja.

i would like to emphasize this to all human beings out there, precautions.

setiap kita naik mobil, tentu kita tidak ingin kecelakaan kan, tapi kita pake safety belt, beli mobil yang ada airbag nya, nyetir hati-hati, itu nama nya precaution dan itu completely logical. lantas kenapa masalah berhubungan dengan manusia, kita di encourage untuk terjun bebas tanpa parasut?

lagipula kasian anak orang, dijadikan bahan latihan.