kok ya gini-gini aja

seperti loser pada umumnya, i am gonna play victim dan menyalahkan kondisi

i am not fit enough, not for a 22 years old male who plays football regularly once a week, by football i mean football, not futsal, 11 against 11, 2x45 minutes plus 15 minutes break, a striker, slow one, a striker nonetheless. i am slightly overweight, 25,5 body mass index, 0,5 points higher than normal, 34,7% fat percentage. i run 7-8 kilos in average per football match. i eat normally, 3 times a day and i have no idea gimana ceritanya berat badan gw ga turun.

karena sebagai pembanding, anak-anak jogging nike yang selalu update itu kadang cuma lari 3 kilo seminggu, tapi ya kok gembrotan saya

Gw mengerti kenapa orang suka membanggakan diri kalo tau tentang sesuatu duluan, karena ada rasa kepemilikan, si orang ini, liat gimana objek afeksi dia berkembang, dari artis seruntulan sampe mainstream, wajar menurut saya ada sedikit rasa cemburu dan kesal.

Ya kayak skena (ini bener ga sih) EDM ini, saya juga baru tau ada genre keseluruhan dibawah EDM, karena sampe taun lalu, ada banyak jenis musik elektronik, dari trance sampe dubstep, trus tiba2 semua disatuin aja gitu, karena menurut hemat saya, kayak orang yang suka brit rock belom tentu suka pop rock apalagi slowrock, orang yang suka trance belom tentu suka dubstep, kok ya bisa2nya di kemas dalam satu genre, alhasil temen2 saya penggiat trance ini jd agak bete gitu.

Oke oke saya ngaku, saya cuma bitter dan kesal aja sama musik elektronik yang cuma nyebar bass, kalo saya nanya ke penikmat musik elektronik kelas berat, gimana caranya biar saya bisa menikmati musik ini, pasti disuruh mabok dulu.

Plis, banyak musisi elektronik yang lagunya bisa dinikmati tanpa harus mabok, fakta kalo lo harus menurunkan kesadaran lo biar musik jenis ini masuk, berarti memang bukan musik buat orang sadar.

Gw ga menyalahkan mereka yang suka, terserah, tapi saya punya opini hasil observasi, dan anda boleh tidak menghormati observasi saya, siapalah saya ini tuan wahai, cuma menurut saya, musik kayak gini seolah2 jadi pelarian buat kaum2 yang hidupnya kelewat hectic, lalu mencari pelarian singkat yang ga kalah heboh, yang biasanya berujung pusing dipagi hari, karena istirahat dalam sepi cuma membangkitkan pikiran2 yang ga enak, padahal pikiran itu harus di ajak diskusi, be friends with yourself

People needs to learn to live with solitude, karena orang lain ga akan selalu ada di sisi kita, dari 24 jam, masa ga bisa 1 jam sendirian

Vixx - only you

Kemarin main ke SMA saya, lumayan cuci mata.

Lalu saya ketemu guru Geografi saya yang lumayan berperan besar dalam gaya berfikir saya, beliau bercerita tentang melonjaknya atheis di Indonesia, beliau menurut saya tinggal di sentil dikit juga atheist, mungkin bisa dia bisa disebut atheis yang muslim secara budaya.

Hasil diskusi kami lumayan bikin saya makin kagum sama beliau, kami berbicara tentang fungsi Agama dalam kehidupan manusia. Agama, dari dulu sampai sekarang berfungsi sebagai tiang pegangan, tentang apa saja yang baik dan buruk, tanpa agama, banyak orang akan linglung lalu tidak punya tujuan hidup.

Berapa banyak sih manusia di sekitar anda yang berbuat baik karena dia memanh dasarnya baik, dan takut berbuat yang negatif karena memang menurut logika dia hal tersebut ga baik, sedikit kan? Orang-orang yang mampu memproses baik dan buruk secara umum tanpa rasa takut akan surga dan neraka itu orang-orang spesial, jumlahnya dikit, 1 banding 1000 mungkin, mungkin karena tidak sempat merenung karena terjebak hingarbingar dunia.

Disitu lah peran agama, memberikan acuan tentang baik dan buruk, cuma kadang kebablasan.

Jadi lagi-lagi ditekankan, saya tidak anti agama, selama itu membawa kebaikan, kalau dia damai dengan agama ya silahkan, kalau dia damai tanpa agama ya gapapa, itu urusan spiritual masing-masing, cuma ya saya berharap anda mendahulukan kebaikan umat manusia, apapun agama nya, dibanding agama kalian sendiri.

Pelajaran PKn kan? Kepentingan orang banyak lebih penting dari kepentingan sendiri maupun kelompok