I guess winning a competition, no matter how small it is, will always feels good, no, feels great
Apalagi kalo bukan dadakan, sebelom ikut kita latihan rutin sampe mau mati
Dan akhirnya menang, rasa nya gila banget
Itu yang gw rasain waktu menang Al Izhar Olympic 2009 dulu
Bangun tim 6 bulan lebih, dari 2 kali seminggu jd 3 kali seminggu latihannya, latihan fisik sampe mau muntah, latihan taktik sambil dibentak2 "bodo aktip"
Tapi begitu di lapangan, kita main, kita menang, kita juara, ga ada yang ngalahin bro rasanya
Ngga, gw bukan striker super macem mario gomez, tim gw juga ga bermaterikan bak barcelona U17
Tapi 3 taun bareng emang ga boong, Ibarat kata, 11 orang di lapangan saling ngerti mau nya masing2 itu apa, temen gw bs ngirim pass ke depan cuma berdasarkan rasa percya kalo bola itu bakal gw kejar, dan sebaliknya
Dan waktu kita semua juara, di taun terakhir kita, rasa nya ga ada yang ngalahin, ga percuma, semua yang gw lakuin ga percuma
Itu cuma kompetisi antar SMA satu rayon
Gimana world cup? UCL? Ato yang paling melelahkan, Liga selama satu tahun penuh
Ga kebayang gw perasaan pemain spanyol waktu iniesta ngegolin di final 2010, ato pemain liverpool waktu xabi alonso nyetak gol ketiga setelah ketinggalan 3-0, euforia ngangkat piala, itu ga boong broh
Jadi mau carling cup kek, europa league kek, liga skotlandia kek, yang namanya juara itu rasanya ga ada yg ngalahin, setidak nya sampe konpetisi berikut mulai, kita yang terbaik
Selasa, 26 Februari 2013
Minggu, 17 Februari 2013
The art of basa basi
Saya hidup di negara yang penuh basa basi, bahkan sampai butuh ahli untuk menerjemahkan arti basa basi seseorang secara umum
Saya, bukan orang yang pandai berbasa basi, kecuali saya memang kenal secara pribadi dengan seseorang, aneh buat saya untuk berbasa basi
Alasannya? Malas di anggap sok kenal, karena saya malas sm orang yang sok kenal sama saya
Tapi di lingkungan orang dewasa, basa basi menjadi sangat vital
Basa basi sama rekan kantor, teman sejurusan yang ga tau aslinya gimana, sama si gebetan yang kalau mau jujur, kita ga ada perlu apa-apa sama dia selain perlu deket biar bs jd pacar, sukur2 sampai ke pelaminan
Kalo kata orang, saya tipe orang yang seru kalo udah kenal, tapi dingin sama yang baru kenal
Mungkin saya harus sedikit lebih seru sama yang baru kenal
Saya, bukan orang yang pandai berbasa basi, kecuali saya memang kenal secara pribadi dengan seseorang, aneh buat saya untuk berbasa basi
Alasannya? Malas di anggap sok kenal, karena saya malas sm orang yang sok kenal sama saya
Tapi di lingkungan orang dewasa, basa basi menjadi sangat vital
Basa basi sama rekan kantor, teman sejurusan yang ga tau aslinya gimana, sama si gebetan yang kalau mau jujur, kita ga ada perlu apa-apa sama dia selain perlu deket biar bs jd pacar, sukur2 sampai ke pelaminan
Kalo kata orang, saya tipe orang yang seru kalo udah kenal, tapi dingin sama yang baru kenal
Mungkin saya harus sedikit lebih seru sama yang baru kenal
Senin, 11 Februari 2013
The Curious Case Of Beautiful People
Good looking people have it easy, it's like playing game of life in easy mode, kata sebuah post di situs lelucon 9gag
Saya penasaran apa rasanya jadi mereka yang di anugerahi paras rupawan.
Saya tidak pernah merasa punya privilege untuk bangga dengan penampilan fisik saya, tapi kalo kata orang, setidaknya bentukan saya ga bikin mata sepet, dan kalo lagi ngelamun ganteng, sayang saya lebih sering petakilan daripada melamun, jadi jujur, saya tidak tahu rasanya hidup dengan segala privilege paras indah
"Orang cantik dan ganteng itu, tau mereka "indah", ratusan orang muji mereka dari kecil, bullshit kalo mereka ga sadar mereka indah dilihat"
Kata seorang teman yang stres dikacangin gebetan barunya yang memang secara fisik agak surreal
Saya bukan anak psikologi, tapi saya tertarik menerka apa yang ada di kepala mereka, tapi dari banyak kasus, yang saya tahu, mereka kompetitif dan sering merasa di atas segalanya
Kesimpulan tersebut saya ambil dari banyaknya situs pick up artist yang menyarankan untuk acuh sama si cantik kalo lagi pengen deket, kenapa? Katanya, "karena kalo lo muja dia, lo ga lebih dari puluhan curut fans dia di jejaring sosial, lo harus menempatkan diri lo sejajar sama dia" oh the dating world and their unwritten rules
Jadi sikap acuh kita men trigger subconscious dia untuk berpikir "ih, nih laki kok ngacangin gw, yg laen ngejar2 gw, idih"
Dan setelah itu, muka lo akan ada di kepala dia sebagai orang yg harus dia taklukan, dan setelah itu? Tinggal pinter2nya lo untuk acuh, tapi peduli, tarik ulur kek layangan
Melihat pola ini, orang yang rupawan dan merasa rupawan, punya masalah yang sama dengan orang kecerdasan di atas rata2 atau merasa cerdas, mereka bosan
Si cantik dan tampan bosan karena dengan kedipan mata, mereka bisa mendapatkan banyak hal, si pintar bosan, karena dia menganggap seluruh dunia bodoh
Mungkin saya ga ganteng, tapi saya masuk golongan sok pinter yang bosen sama masyarakat, saya bosan
Saya penasaran apa rasanya jadi mereka yang di anugerahi paras rupawan.
Saya tidak pernah merasa punya privilege untuk bangga dengan penampilan fisik saya, tapi kalo kata orang, setidaknya bentukan saya ga bikin mata sepet, dan kalo lagi ngelamun ganteng, sayang saya lebih sering petakilan daripada melamun, jadi jujur, saya tidak tahu rasanya hidup dengan segala privilege paras indah
"Orang cantik dan ganteng itu, tau mereka "indah", ratusan orang muji mereka dari kecil, bullshit kalo mereka ga sadar mereka indah dilihat"
Kata seorang teman yang stres dikacangin gebetan barunya yang memang secara fisik agak surreal
Saya bukan anak psikologi, tapi saya tertarik menerka apa yang ada di kepala mereka, tapi dari banyak kasus, yang saya tahu, mereka kompetitif dan sering merasa di atas segalanya
Kesimpulan tersebut saya ambil dari banyaknya situs pick up artist yang menyarankan untuk acuh sama si cantik kalo lagi pengen deket, kenapa? Katanya, "karena kalo lo muja dia, lo ga lebih dari puluhan curut fans dia di jejaring sosial, lo harus menempatkan diri lo sejajar sama dia" oh the dating world and their unwritten rules
Jadi sikap acuh kita men trigger subconscious dia untuk berpikir "ih, nih laki kok ngacangin gw, yg laen ngejar2 gw, idih"
Dan setelah itu, muka lo akan ada di kepala dia sebagai orang yg harus dia taklukan, dan setelah itu? Tinggal pinter2nya lo untuk acuh, tapi peduli, tarik ulur kek layangan
Melihat pola ini, orang yang rupawan dan merasa rupawan, punya masalah yang sama dengan orang kecerdasan di atas rata2 atau merasa cerdas, mereka bosan
Si cantik dan tampan bosan karena dengan kedipan mata, mereka bisa mendapatkan banyak hal, si pintar bosan, karena dia menganggap seluruh dunia bodoh
Mungkin saya ga ganteng, tapi saya masuk golongan sok pinter yang bosen sama masyarakat, saya bosan
Minggu, 10 Februari 2013
Hai kamu kamu yang medioker
Akui saja lah kawan, saya, kamu, dia, kita semua, adalah orang biasa, medioker.
Fakta bahwa kita semua adalah manusia biasa nan medioker begitu menakutkan dan menjijikan, mengingat betapa kita, dari kecil sering diperlakukan spesial, kenyataan mediokritas tentu sangat menakutkan.
Karena itu, saya, kamu dan dia, kita semua, berusaha melakukan apapun agar kita, bisa setidaknya berada satu tingkat di atas mediokritas.
Menggunakan gadget mahal nan canggih, yg jujur, kadang juga anda tidak bisa menggunakannya kan? Mengendarai mobil atau motor state of the art, yg jujur saja, anda tidak punya kemampuan untuk mengeluarkan potensi kendaraan tersebut, mendengarkan musik unik, yg sebenarnya anda tidak tahu kenapa anda mendengarkan musik itu, menjadi seorang fashionista, ustadz, pastur, pendeta, biksu, dan menjadi orang sok reflektif, kayak saya.
Blog ini, adalah usaha saya untuk lari dari mediokritas, saya ingin terlihat lebih humoris, kritis dan tentu reflektif dari manusia kebanyakan
Begitu juga identitas kalian, genre musik, gaya berpakaian, kendaraan, gadget, semua adalah usaha kita semua untuk lari dari mediokritas.
Kita menolak menjadi medioker, menolak fakta kalau kita memang tidak spesial, karena kalo saya, kamu atau dia memang the chosen one, saya, kamu atau dia akan ada di panggung nobel, grammy atau academy awards, bukan dirumah, berusaha untuk lulus kuliah, lalu kerja yg memberikan gaji lebih kecil dr uang jajan dari orang tua anda selama kuliah.
Namun fakta nya perih, saya, kamu dan dia adalah medioker.
Namun tidak bisa di pungkiri, usaha manusia untuk lari dari mediokritas itu lah yg menyebabkan peradaban kita berkembang sampai pada tahap ini.
Fakta bahwa kita semua adalah manusia biasa nan medioker begitu menakutkan dan menjijikan, mengingat betapa kita, dari kecil sering diperlakukan spesial, kenyataan mediokritas tentu sangat menakutkan.
Karena itu, saya, kamu dan dia, kita semua, berusaha melakukan apapun agar kita, bisa setidaknya berada satu tingkat di atas mediokritas.
Menggunakan gadget mahal nan canggih, yg jujur, kadang juga anda tidak bisa menggunakannya kan? Mengendarai mobil atau motor state of the art, yg jujur saja, anda tidak punya kemampuan untuk mengeluarkan potensi kendaraan tersebut, mendengarkan musik unik, yg sebenarnya anda tidak tahu kenapa anda mendengarkan musik itu, menjadi seorang fashionista, ustadz, pastur, pendeta, biksu, dan menjadi orang sok reflektif, kayak saya.
Blog ini, adalah usaha saya untuk lari dari mediokritas, saya ingin terlihat lebih humoris, kritis dan tentu reflektif dari manusia kebanyakan
Begitu juga identitas kalian, genre musik, gaya berpakaian, kendaraan, gadget, semua adalah usaha kita semua untuk lari dari mediokritas.
Kita menolak menjadi medioker, menolak fakta kalau kita memang tidak spesial, karena kalo saya, kamu atau dia memang the chosen one, saya, kamu atau dia akan ada di panggung nobel, grammy atau academy awards, bukan dirumah, berusaha untuk lulus kuliah, lalu kerja yg memberikan gaji lebih kecil dr uang jajan dari orang tua anda selama kuliah.
Namun fakta nya perih, saya, kamu dan dia adalah medioker.
Namun tidak bisa di pungkiri, usaha manusia untuk lari dari mediokritas itu lah yg menyebabkan peradaban kita berkembang sampai pada tahap ini.
Langganan:
Postingan (Atom)